Kesombongan
Aun bin Abdulloh berkata :
كَفَى بِكَ مِنَ اْلِكْبِر أَنْ تَرَكَ لَكَ فَضْلاً
عَلَى مَنَْ هُوَ دُوْنَكَ
"Kafaa bika minal kibri an taroka laka fadhlan ala man huwa dunaka."
Artinya :
"Cukuplah kesombongan itu menghilangkan keutamaanmu dihadapan orang-orang
dibawahmu." ( Sifatu Sofwa hlm juz 3 halaman 201 )
Sewenang-wenang, sombong dan terlalu malu
Imam Mujahid berkata :
لاَ يَتَعَلَّمُ الْعِلْمَ جَبَّارٌ وَلاَ مُسْتكْبِرٌ
وَلاَ مُسْتَحْيٌ
"La yata'allamu al ilma Jabbarun wala mustakbirun wala mustahyun."
Artinya, "
"Tiada mendapatkan ilmu orang yang berlaku sewenang-wenang, orang yang
sombong dan seorang yang pemalu." ( Al Faqiih wal Mutafaqqih juz 2 halaman
300 )
Hawa nafsu, persahabatan dan ujub
Wahab bin Munabbih berkata :
اِحْفَظُوا عَنِي ثَلاَثاً :
إيَّكُم وَالْهَوَى مُتَّبَعًا وَقَرِيْنُ سُوءٍ
وَاِعْجَابُ الْمَرْء بِنَفْسِهِ
"Ihfadzuu 'anni tsalatsan : Iyyakum wal hawa muttaba'an wa qoriinu suu' wa
'ijabul mar'I binafsihi. "
Artinya :
"Jagalah dirimu dari tiga hal : hawa nafsu yang selalu diikuti, teman yang
jelek dan bangga terhadfap diri sendiri." ( Siyar 'Alam an Nubala juz 4
halaman 541 )
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah v :
فَدِيْنُ اْلمُسْلِمِيْنَ مَبْنِيٌّ عَلَى كِتَابِ اللهِ
وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ وَمَا اتَّفَقَتْ عَلَيْهِ اْلأَئِمَّةُ، فَهَذِهِ
الثَّلاَثَةُ أَصُوْلٌ مَعْصُوْمَةٌ (مجموعة فتاوى ابن تيمية 20/164)
"Agama kaum muslimin dibangun atas dasar; mengikuti kitabullah, Sunnah
Rasul-Nya dan kesepatakan para imam (ijma')" (lihat Majmu'ah Fatawa Ibnu
Taimiyah 20/164)
Abdullah bin Mas'ud z berkata:
إِنَّكُمْ سَتَجِدُوْنَ أَقْوَامًا يَزْعُمُوْنَ
أَنَّهُمْ يَدْعُوْنَكُمْ إِلَى كَتَابِ اللهِ وَقَدْ نَبَذُوْهُ وَرَاءَ
ظُهُوْرِهِمْ فَعَلَيْكُمْ بِالْعِلْمِ وَإِيَّاكُمْ وَالتَّبَدُّعَ وَإِيَّاكُمْ
وَالتَّنَطُّعَ وَإِيَّاكُمْ وَالتَّعَمُّقَ وَعَلَيْكُمْ بِالْعَتِيْقِ (رواه
اللالكائي في شرح أصول اعتقاد أهل السنة والجماعة 1/97)
"Kalian akan menemui golongan-golongan yang mengaku mengajak kalian kepada
kitabullah, padahal mereka menaruhnya dibelakang punggung mereka. Maka kalian
harus berilmu dan janganlah berbuat bid'ah, janganlah berlebih-lebihan dalam
beramal ataupun perkataan dan berpeganglah kepada para pendahulu (salaf) (HR.
Al-Lalika'iy, Syarhu Ushuli I'tiqodi Ahlis Sunnah wal Jama'ah 1/97)
Asy-Sya'bi v berkata:
عَلَيْكَ بِآثَارِ السَّلَفِ وَإِنْ رَفَضَكَ النَّاسُ
وَإِيَّاكَ وَآرَاءَ الرِّجَالِ وَإِنْ زَخْرَفُوْهَا لَكَ بِالْقَوْرِ (إعلام
الموقعين 1/152)
"Berpeganglah kepada peninggalan para salaf walaupun karenanya kamu
ditolak oleh orang banyak, jauhilah pendapat para tokoh, walaupun mereka
menghiasi perkataan mereka." (I'lamul Muwaqi'in, Ibnu Qoyim Al-Jauziyah
1/152)
Abdullah bin Mas'ud radhiaallahu'anhu berkata:
مَنْ كَانَ مُتَأَسِّيًا فَلْيَتَأَسَّ بِأَصْحَابِ رَسُوْلِ
اللهِ n فَإِنَّهُمْ أَبَرُّ قُلُوْبًا وَأَعْمَقُهَا عِلْمًا وَأَقَلُّهَا
تَكَلُّفًا وَأَقْوَمُهَا هَدْيًا وَأَحْسَنُهَا حَالاً، قَوْمٌ اِخْتَارَهُمُ
الله ُلِصُحْبَةِ نَبِيِّهِ وَإِقَامَةِ دِيْنِهِ، فَاعْرِفُوْا لَهُمْ فَضْلَهُمْ
وَاتَّبِعُوْا آثاَرَهُمْ فَإِنَّهُمْ كَانُوْا عَلَى اْلهُدَى اْلمُسْتَقِيْمِ
(إعلام الموقعين 4/139)
"Barangsiapa yang mengikuti seseorang hendaklah ia mengikuti para sahabat
Rasulullah n . Karena sesungguhnya hati mereka adalah sebaik-baik hati manusia.
Ilmu mereka adalah sedalam-dalam ilmu manusia. Mereka paling sedikit bebannya
(tidak mengadakan urusan-urusan yang memberatkan diri), paling lurus jalan
(hidup)nya dan paling baik keadaan akhlaknya. Suatu kaum yang dipilih oleh
Allah untuk menjadi sahabat Nabi-Nya dan menegakkan agama-Nya, maka ketahuilah
keutamaan mereka dan ikutilah atsar-atsarnya (jejak langkahnya) karena
sesungguhnya mereka berada di atas jalan yang lurus." (I'lamul Muwaqi'in
4/139)
Amirul Mukminin Ali bin Abi Tholib zberwasiat:
اِرْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً وَارْتَحَلَتْئِ
الآخِرَةُ مُقْبِلَةً وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُوْنٌ، فَكُوْنُوْا مِنْ
أَبْنَآءِ اْلآخِرَةِ وَلاَ تَكُوْنُوْا مِنْ أَبْنَآءِ الدُّنْيَا، فَإِنَّ
الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلاَ حِسَابٌ وَغَدًّا حِسَابٌ وَلاَ عَمَلٌ
"Dunia akan pergi berlalu, dan akhirat akan datang, dan keduanya mempunyai
anak-anak. Maka jadilah kalian anak-anak akhirat dan jangan menjadi anak-anak
dunia. Sesungguhnya pada hari ini hanya ada amal tanpa hisab (perhitungan), dan
besok hanya ada hisab (perhitungan) tanpa amal." (HR. Bukhori secara
Mu'allaqa)
Imam Malik v berkata:
لاَيَصْلُحُ آخِرُ هَذِهِ اْلأُمَّةِ إِلاَّ بِمَا
صَلُحَ بِهِ أَوَّلهُاَ
"Generasi akhir ummat ini tidak akan baik kecuali dengan (jalan hidup)
yang telah menjadikan baik generasi pendahulunya." (Dikutip dari buku
Khutbatul Jum'at Pilihan hal. 197)
Sufyan Ats-Tsauri v berkata:
الْبِدْعَةُ أَحَبُّ إِلَى إِبْلِيْسَ مِنَ
اْلمَعْصِيَّةِ. اْلمَعْصِيَّةُ يُتَابُ مِنْهَا وَاْلبِدْعَةُ لاَيُتَابُ مِنْهَا
(شرح أصول الإعتقاد أهل السنة والجماعة للكائي 1/132)
"Perbuatan bid'ah itu lebih disukai iblis dari pada perbuatan maksiat,
karena yang melakukan maksiat akan bertaubat dari kemaksiatannya sementara
orang yang melakukan bid'ah tidak akan bertaubat dari kebid'ahannya."
(Syarh Ushulil I'tiqadi Ahli Sunnah wal Jama'ah, Al-Lalikaiy 1/132)
Ayub As-Sikhtiyani v berkata:
مَازْدَادُ صَاحِبُ بِدْعَةٍ اجْتِهَادًا إِلاَّ
ازْدَادَ مِنَ اللهِ بُعْدًا (الأمر بالاتباع والنهي عن الابتداع، للإمام السيوطي
: 66)
"Tidaklah seorang yang melakukan bid'ah semakin bersungguh-sungguh dalam
melaksanakan kebid'ahannya melainkan ia akan semakin jauh dari Allah."
(Al-Amru bil Ittiba' wan Nahyu 'Anil Ibtida', Imam As-Suyuti, hal. 66)
Abdullah bin Umar z berkata:
كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٍ وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ
حَسَنَةً (المدخل إلى السنن الكبرى للبيهقي رفم : 191)
"Setiap bid'a itu adalah sesat, sekalipun orang-orang memandang hal itu
tampak baik." (Al-Madkhol ilas Sunanil Kubra, Al-Baihaqi, no. 191)
Ibnul Qoyim v berkata:
احْذَرُوْا مِنَ النَّاسِ صِنْفَيْنِ: صَاحِبُ هَوَى
قَدْ فَتَنَهُ هَوَاهُ وَصَاحِبُ دُنْيَا أَعْمَتْهُ دُنْيَاهُ (إغاثة اللهفان،
لابن القيم الجوزية، 2/586)
"Waspadalah kalian terhadap dua tipe manusia, pengikut hawa nafsu yang
diperbudak oleh hawa nafsunya dan pemburu dunia yang telah dibutakan (hatinya)
lantara dunia (yang telah dicapainya)" (Ighotsatul Lahfan, Ibnul Qoyim
Al-Jauziyah 2/586)
Imam Malik v berkata:
مَنِ ابْتَدَعَ فِيْ اِلإِسْلاَمِ بِدْعَةً يَرَاهَا
حَسَنَةً فَقَدْ زَعِمَ أَنَّ مُحَمَّدًا خَانَ الرِّسَالَةَ، لِأَنَّ اللهَ
تَعَالَى يَقُوْلُ: (الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَأَتْمَمْتُ
عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِيْنًا) فَمَا لَمْ يَكُنْ
يَوْمَئِذٍ دِيْنًا فَلاَيَكُنِ اْليَوْمَ دِيْنًا
"Barangsiapa mengada-adakan dalam Islam suatu bid'ah dia melihatnya
sebagai suatu kebaikan maka dia telah menuduh Muhammad menghianari risalah,
karena Allah telah berfirman: "Pada hari ini telah Ku sempurnakan untukmu
agamamu, dan telah kucupkan nikmat-Ku kepadamu, dan telah Ku ridhoi Islam
menjadi agamamu." Maka sesuatu yang bukan termasuk ajaran agama pada hari
itu (saat hidup Rasul), bukan pula termasuk ajaran agama pada hari ini."
(Dakwatul Kholaf Ila Thoriqis Salaf, Muhammad bin Ali bin Ahmad Bafadhl, hal.)
Umayyah bin Shalt v berkata:
أَيُّمَا شَاطِنٌ عَصَاهُ عَكَاهُ وَرَمَاهُ فِيْ
السِّجْنِ وَاْلأَغْلاَلِ
"Siapa yang tidak mampu mengendalikan lidahnya, ia akan menjerumuskan yang
punya kedalam penjara dan belenggu rantai." (Edisi terjemah, Mashoibul Insan
Min Makaidisy Syaithan, Al-Imam Ibrahim bin Muhammad bin Muflih Al-Maqdisi
Al-Hanbali, hal. 8)
Abdullah bin Mas'ud zberkata:
الْقَصْدُ فِي السُنَّةِ خَيْرٌ مِنَ اْلإِجْتِهَادِ فِي
اْلبِدْعَةِ (رواه الدارمي، رقم : 223)
"Sederhana dalam Sunnah lebih baik dari pada bersungguh dalam masalah
bid'ah." (HR. Ad-Darimi no. 223, dishahihkan oleh Al-Hakim dan disepakati
oleh Adz-Dzahabi)
Abdullah bin Mas'ud zberkata:
تَعَلَّمُوْا اْلعِلْمَ قَبْلَ أَنْ يُقْبَضَ،
وَقَبْضُهُ أَنْ يَذْهَبَ أَهْلُهُ، أَلاَ وَإِيَّاكُمْ وَالتَنَطُّعِ
وَالتَعَمُّقِ وَالْبِدَعِ، وَعَلَيْكُمْ بِالْعَتِيْقِ (رواه الدارمي، رقم 144
بسند ضعيف)
"Pelajirah ilmu sebelum itu hilang, dan hilangnya ilmu itu dikarenakan
wafatnya para ahlina. Ingatlah! Hendaknya kamu menjauhi memfasih-fasihkan dalam
perkataan, berpanjang lebar dalam ucapan, dan bid'ah (menciptakan hal-hal yang
baru dalam masalah agama), dan hendaknya kalian berpegang teguh kepada yang
lama (salaf). (HR. Ad-Darimi no. 144, sanadnya dianggap dhoif)
Ibnu Abbas zberkata:
إِنَّ أَبْغَضُ اْلأُمُوْرِ إِلَى اللهِ تَعَالَى
الْبِدَعُ، وَإِنَّ مِنَ اْلبِدَعِ اْلاِعْتِكَافُ فِي الْمَسْجِدِ الَّتِيْ فِي
الدُوْرِ
"Hal yang paling dibenci oleh Allah adalah bid'ah, dan diantara perbuatan
yang termasuk dalam perbuatan bid'ah adalah beri'tikaf di masjid dengan membuat
lingkarang." (Al-Baihaqi, As-Sunan Al-Kubra 4/316)
Umar bin Abdul Aziz v berkata:
أُصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ تَعَالَى، وَاْلإِقْتِصَادِ
فِيْ أَمْرِهِ، وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ رَسُوْلِه n ،
وَتَرَكَ مَا أَحْدَثَ الْمُحْدِثُوْنَ بَعْدُ
"Aku berwasiat kepadamu untuk selalu bertakwa kepada Allah, menjalankan
perintah-Nya, mengikuti Sunnah Rasul-Nya, dan meninggalkan sesuatu yang
disampaikan oleh orag-orang yang senantiasa menciptakan hal-hal yang baru
(dalam masalah agama) sepeninggalanku." (Bid'ah yang dibungkus dengan
hadits palsu, Abu Syama', hal. 40)
Umar bin Khattab zberkata:
نِعْمَتِ اْلبِدْعَةُ هَذِهِ يَعْنِيْ إِنَّهَا
مُحْدَثَةُ لَمْ تَكُنْ، وَإِذَا كَانَتْ فَلَيْسَ فِيْهِ رَدٌّ لِمَا مَضَى
"Ini adalah bid'ah yang baik, yakni yang baru yang belum ada sebelumnya.
Tetapi jika dilaksanakan, maka tidak bertentangan dengan ketentuan yang ada
sebelumnya." (Bid'ah yang dibungkus dengan hadits palsu, Abu Syama', hal.
59)
• قال الحسن :( إنّ العبد لايزال بخير ماكان له واعظ من
نفسه وكانت المحاسبة من همته )
Qoola al Hasan : "innal 'abda laa yazaalu bikhoirin maa kaana lahu
waa'idzun min nafsihi wakaanatil muhasabatu min himmatihi"
Al-Hasan berkata: " Sesungguhnya seorang hamba masih akan tetap baik
selama masih memiliki penasehat dari jiwanya, serta menjadikan muhasabah
sebagai capainya."
( Ibnu Qoyyim al Jauziyyah, Ighotsatuh al lahfan fii mashoyidisy syaithon,
1/158 )
• قال ابن عون : ( ذكر الناس داء, وذكر الله دواء )
Qoola ibnu 'Aun : "Dzikrunnaasi daa'un, wa dzikrullah dawa'un"
Ibnu 'Aun berkata, : "Membicarakan manusia adalah penyakit, dan mengingat
Allah adalah obat "
( Hisyam bin Ismail Ash Shoyani, Manhaj Ahlu sunnah wal JAma'ah fi an naqd wal
hukmi alal akhorin, hlm.73)
• قال الإمام أحمد : ( على كلّ حال من الأحوال القران
كلام الله غير مخلوق)
Qola imam Ahmad : "ala kulli hal minalahwal al qur'an kalamullah ghoiru
makhluk"
Imam Ahmad berkata : "Walau dalam kondisi apapun, al qur'an adalah
kalamullah bukan makhluk"
( Abdurrahman bin Yusuf Al Jadi' , al aqidah as salafiyah fii kalami robbi al
bariyyah wa roddiyah, hlm. 247 )
• قال الإمام أحمد :( من قال : لفظي بالقران مخلوق فهو
جهنيّ, ومن قال : غير مخلوق , فهو مبتدع لا يكلَّم )
Qoola imam Ahmad : "man qoola lafdzii bil qur'an makhluk fahuwa Jahmiy, wa
man qoola ghoru makhluk fahuwa mubtadi' laa yukallam"
Imam Ahmad berkata : "Siapa yang mengatakan 'Lafadku membaca al Qur'an
adalah makhluk' maka ia adalah Jahmiyah, dan siapa yang mengatakan : bukan
makhluk maka ia ahlu bid'ah, tidak usah diajak bicara'
( Ibnu Taimiyah, Majmu' fatawa : 12 / 325 atau Abdurrahman bin Yusuf Al Jadi' ,
al aqidah as salafiyah fii kalami robbi al bariyyah wa roddiyah : 270 )
Oleh : Saifuddin
أقوال السلف
ابن أحمد
شميط بن عجلان :
من جعل الموت نصب عينيه لم يبال بضيق الدنيا ولابسعتها
( منهاج القاصدين 311 )
Berkata syamith bin 'Ajlan :
" Barang siapa yang menjadikan kematian senantiasa dihadapan matanya, maka
dia tidak akan peduli dengan kesempitan dunia maupun kemewahannya."
( Minhajul Qoshidin : 311 )
قال فضيل بن عياض :
من أحب أن يذكر لم يذكر ومن كره أن يذكر ذكر
( سير الأعلام 432 )
Fudail bin iyadh berkata : barang siapa yang suka untuk disebut – sebut namanya
maka ia tidak akan terkenal, dan barang siapa yang tidak suka untuk disebut –
sebut namanya, maka ia akan terkenal.
( Siyarul A'lam : 432 )
قال وهب بن منبه
إحفظوا عني ثلاثا : إياكم وهوى متبعا وقريب سوء وإعجاب
المرء بنفسه
( سير الأعلام 4\541 )
Wahab bin Munabih berkata :
jagalah dariku tiga perkara : 1] jauhilah olehmu dari mengikuti tiga hawa
nafsu, teman yang buruk, dan bangga seseorang terhadap dirinya. ( Syiarul A'lam
: 4 / 541 )
قال أبودرداء
إستعينواباالله من خشوع النفاق قيل وما خشوع النفاق ؟ أن
يرى الجسد خاشعا والقلب ليس بخاشع
( الصفوة 1\363
)
Abu Darda berkata :
Berlindunglah kalian kepada Alloh dari Khusu'nya kemunafikan, ketika ditanyakan
apakah khusunya nifak itu ? yaitu ketika penampilannya kelihatan khusu' padahal
hatinya tidak khusu'
( as shofwah : 1 / 363 )
قال محمد بن إدريس الشافعي :
أحب الصالحين ولست منهم وأرجوأن أنال بهم شفاعة
( قادة الفكر الإسلامي - عبدالله بن سعد ص 386)
Imam syafi'i berkata :
saya mencintai orang – orang sholih, dan saya bukanlah dari kalangan mereka,
saya berharap untuk mendapatkan syafaat bersama mereka
( Qodatul Fikri : 326 )
قال أبودرداء
إن من شرالناس عندالله عزوجل منزلة يوم القيامة عالما لم
ينتفع بعلمه
( حياة الصحابة :3\244)
Berkata Abu Darda :
Sesungguhnya sejelek – jelek kedudukan manusia pada hari kiamat di sisi Alloh
adalah orang alim yang tidak mengamalkan ilmunya.
( Hayatus Shohabah : 3 / 244 )
قال الحسن البصري
: ليس الإيمان بالتحلي ولا بالتمني ولكنه ماوقر في الصدر
وصدقته الأعمال
Hasan AL Bashri berkata :
Iman itu bukan hanya hiasan dan angan – angan, akan tetapi ia adalah sesuatu
yang tertanam dalam lubuk hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan..
( al Izz al Hanafi, syarh al – aqidah At thohawiyah : 339 )
Umar ibnul khottob berkata:
”Haasibuu anfusakum qobla antuhaasibuu, dan timbanglah amalanmu sebelum
amalanmu ditimbang, watuzayinuu lil ‘irdhi al akabar”.
Uamar bin khotob mengatakan
:”Siapa yang banyak bicara, pasti banyak salahnya. Siapa banyak salahnya, pasti
banyak dosanya, dan siapa banyak dosanya, maka neraka lebih pantas baginya”.
Abul qosim al hakim berkata
:”siapa takut sesuatu tentu ia alkan lari darinya, tapi bila ia takut kepada
Allah, justru ia mendekat kepadanya”.
Ahlul ilmi mengatakan
:”ihdzar min tsalats:
ihdzar zalatul alim wala ta’dzimuhu qodrohu, wattafaqo hafwatul jahil wala
tu’adihi.Watunabbiha lighoflatirrojul assholih wala talzimuhu.
“hindari 3 perkara:
1. Tergelincirnya (lidah) seorang alim tapi jangan sampai meremehkan kapasitasnya.
2. Ocehan si jahil tapi jangan sampai memusuhinya.
3. lalainya seorang yang sholih dan tak perlu menggunjingnya.
Imam asy syafi’i mengatakan:
”Aku hidup, pasti aku makan. Aku mati, pasti dapat kuburan.citaku bak ambisi
raja, jiwaku jiwa bebas merdeka, yangmemandang kekufuran tak ubahnya kehinaan
kerendahan”.(ana in isytu lastu a’damu quutan. Wain mittu lastu a’damu qobron,
himmatii, himmatul mulk, wanafsi nafsul hurri tarol madzallah kufron”.
Jibril berkata
:”yaa muhammad, isy maa syi’ta, fainnaka mayyitun, wa ahbib maa syi’ta fainnaka
mufaariquhu, wa’mal maa syi’ta fainnaka mulaaqihi”. (’wahai Muhammad, hidpulah
sekehendakmu, tapi engkau akan mati, cintailah apa saja, tapi engkau akan
meninggalkannya dan berbuatlah semaumu tapi engkau akan dibalas”.
Sahl bin abdullah rohimahullah berkata:
”Alamatu hubbillah, hubbul qur’an, wa alaamatu hubbil qur’an hubbinnabiy S.A.W.
wa alaamtu hubbinnabiy, hubbussunnah, wa alamatu hubbillah wahubbul qur’an
wahubbinnabiy, hubbul akhiroh, wa alamatu hubbil akhiroh ayyuhibba nafsahu, wa
alamatu hubbi nafsihi, ayyubghidhod dunya, wa alamatu bughdhid dunya alla
ya’khudza minha illazzaad wal bulghoh”.
”
قال كعب : من أكثر ذكر الله عز وجل برئ من النفاق
Qaala Ka'ab: "Man Aktsara Dzikrillah 'Azza Wajalla Barium Minan
Nifaq"
Berkata Ka'ab:" Barangsiapa yqang banyak berdzikir akepada Allah kama akan
terlepas dari kenifakan".( Al Waabil Ash Shayyib, Ibnu Qayyim.
Cet.I,th.1418 H/1997M, al Maktabah Al Islamiyah. Hal 109).
قال شيخ الإسلام ابن تيمية : الذكر للقلب مثل الماء
للسمك , فكيف حال السمك إذا فارق الماء
Qaala Syikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Adz- Dzikru Lil Qalbi, Mitslu Al- Maai
lissamak".
Berkata Syaikhul Islam :" Dzikir terhadap hati bagaikan air terhadap ikan
maka bagaimana halnya ikan apabila terpisah dengan air".".( Al Waabil
Ash Shayyib, Ibnu Qayyim. Cet.I,th.1418 H/1997M, al Maktabah Al Islamiyah. Hal
110 ).
قال لقمان لابنه : إن مثل أهل الذكر والغفلة كما النور
والظلمة
Qaala Luqman Li Ibnihi, Inna Matsala Ahli Dzikri wal Ghaflah Kama An Nur wal
Dzulumah"( Bidayah Wan Nihayah, Ibnu katsir, Juz.9/hal.226. Cet.I,tahun
1423 H/2003 M, Maktabah Ash Shafa ).
Berkata luqman kepada Anakmya:" Sungguh permisalan Ahli Dzikir dengan
Orang yang lalai seperti Cahaya dan kegelapan".
قال على بن الحسين : إن الله يحب المؤمن المذنب التواب.
Qaala 'Ali Bin Husain, Inna Allaha Yuhibbul Mukmin Al Mudzannib At- Tawwab.
Berkata Ali Bin Husain:" Sungguh Allah mencintai seorang Mukmin Yang
berdosa yang bertaubat"."( Bidayah Wan Nihayah, Ibnu katsir,
Juz.9/hal.96. Cet.I,tahun 1423 H/2003 M, Maktabah Ash Shafa ).
Amir Hamdan
Aqwalus Salaf
وروى الخطيب البغدادي بإسناده عن إسحق بن عبدالله قال
(أقرب الناس من درجة النبوة أهل العلم وأهل الجهاد، قال: فأما أهل العلم فدلّوا
الناس علي ماجاءت به الرسل، وأما أهل الجهاد فجاهدوا على ماجاءت به الرسل) أهـ (الفقيه
والمتفقِّه، 1/35).
Aqrabun nas min darajatin nubuwwati ahlul ilmi wa ahlul jihad, qala faamma
ahlul ilmi fadallu annas ‘ala maja bihir Rasul, waamma ahlul jihad fajahadu
‘ala majaat bihir Rasul.
Diriwayatkan oleh al Khatib Al Baghdadi dengan sanadnya dari Ishaq bin Abdullah
ia berkata: manusia yang paling dekat derajatnya dengan kenabian adalah ahlul
ilmi dan ahlul jihad, ia berkata: ahlul ilmi mereka yang menunjuki manusia
sesuai yang datang dari Rasulullah n , sedangkan ahlul jihad mereka berjihad sesuai
dengan apa yang datang dari Rasulullah n .
وقال علي بن أبي طلحة عن ابن عباس (قوا أنفسكم وأهليكم
ناراً) يقول اعملوا بطاعة الله واتقوا معاصي الله وَأْمُروا أهليكم بالذكر ينجيكم
الله من النار. ( الجامع في طلب العلم الشريف )
Qala Ibnu Abi thalhah an Ibni Abbas ( quu anfusakum wa ahlikum naara ) yaqulu
I’malu bitha’atillah wattaqu ma’ashillah wa amaru ahlikum bidz-dzikri yunji
kumullah minannar.
Berkata Ali Bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas mengenai ayat ( quu anfusakum wa
ahlikum naara ) ia berkata: kerjakanlah ketaatan kepada Allah k dan takutlah
berbuat maksiat kepada allah dan perintahkanlah keluargamu dengan berdzikir,
maka Allah k akan menyelamatkanmu dari api neraka.
شيـــخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله قال: ويجب تعليم
أولاد المسلمين ماأمر الله بتعليمهم إياه، وتربيتهم على طاعة الله ورسوله. (
الجامع في طلب العلم الشريف )
Syaihul islam ibnu Taimiyyah v qala: wa yajibut ta’limu auladil muslimin ma
amarallah bita’limihim iyyahu, wa tarbiyatihim ‘ala tha’atillah wa Rasulihi.
Syaikhul Islan Ibnu taimiyyah v berkata: wajib mengajarkan anak-anak kaum
muslimin dengan apa-apa yang diperintahkan Allah k kepadanya dan mendidik
mereka kepada ketaatan kepada Allah k dan Rasul-Nya.
JANGAN DI HAPUS PENTING
AQWALUS SALAF
قال الإمام أحمد : "لايوصف الله إلا بما وصف به
نفسه أو وصفه به رسوله, لا يتجاوز القرآن والحديث "
ARTINYA: “Allah ktidak disifati kecuali dengan apa-apa yang telah Dia sifai
sendiri atau disifati oleh RosulNya dan tidak menyelisihi Al Qu’an dan As
Sunnah”.
( SYREH AQIDAH WASHITIYAH SYEH UTSAIMIN : 48)
قال ابن تيمية : من شر أقوال أهل البدع و الإلحاد
“Termasuk sejelek-jelek perkataan adalah perkataannya ahlu bid’ah dan atheis”.
( SYREH AQIDAH WASHITIYAH SYEH UTSAIMIN : 59)
Imam Malik ditanya tentang firmanNya surat Thoha: 5 "الرحمن على عرش استوى"
"كيف استوى ؟ فأطرق مالك برأسه حتى علاه العراق, ثم
رفع رأسه وقال : "الإستواء معلوم و الكيف مجهول و الإيمان به واجب و السؤال
عنه بدعة "
Bagaimanakah istiwa’nya Allah k? lalu Imam Malik memukul kepala orang itu
sampai bercucuran keringatnya, lalu mengangkat kepalanya dan berkata; “istiwa’
itu telah diketahui, beriman kepadanya wajib, dan bertanya tentangnya adalah
bid’ah”.
( SYREH AQIDAH WASHITIYAH SYEH UTSAIMIN : 64)
قال ابن القيم : "كلام المتقدمين قليل كثير البركة
, و كلام المتأخرين كثير قليل البراكة".
Ibnu Qoyim berkata: “perkataan para pendahulu sedikit tapi banyak barokah,
sedangkan perkataan para mutakhkhirin banyak tapi sedikit barokah”. ( hilyatu
tholibil ilmi, syeikh bakar Abu Zaid)
قال نعيم بن حماد الخزاعي شيخ البخاري : " من شبه
الله بخلقه, فقد كفر, ومن جحد ما وصف الله به نفسه كفر وليس فيما وصف الله به نفسه
أو بما وصف به رسوله تشبيه و لا تمثيل".
Nuaim bin Hamad Al Khoza’I Syaikhnya imam Bukhori berkata: “barang siapa yang
meyerupakan Allah k dengan makhluqnya, maka sungguh ia telah kafir”. Karena ia
telah mengumpulkan antara mendustakan khobar ( yaitu firmanNya dalam Asy Syuro:
11) dan menolak tholab (yaitu perintah Allah k agar tidak diserupakan dengan
yang lainnya sebagaiman dalam An Nahl: 74). ( SYAIH AQIDAH WASHITIYAH SYAIH
UTSAIMIN : 66 dan 83)
قال بعض السلف: "إذا قال لك الجهمي : إن الله ينزي
إللى السماء, فكيف ينزل ؟ فقل : إن الله أخبرنا أنه ينزل , ولم يخبرنا كيف ينزل .
Berkata sebagian salaf: “jika orang jahmiyah berkata kepadamu: “sesungguhnya
Allah k itu turun, lalu bagaimanakah Allah k turun? Maka katakanlah:
“sesungguhnya Allah k menghabarkan kepada kita bahwa Dia turun namun tidak
maenghabarkan kepada kita bagaimana kita turun.” ( SYAIH AQIDAH WASHITIYAH
SYAIH UTSAIMIN : 63)
ومن كلام الشافعي : "آمنت بالله وبما جاء عن الله
على مراد الله , وآمنت برسول الله و بما جاء عن رسول الله على مراد رسول الله
Dan termasuk dari perkataan Imam Syafi’I: “aku beriman kepada Allah k dan
dengan apa yang datang darinya dan sesuai dengan apa yang dimaksudnya, demikian
juga aku beriman kepada Rosululloh dan dengan apa yang dibawa Rosululloh sesuai
dengan apa yang dikehendaki beliau”.
Diposkan oleh Mas Jumadi di 18.07